Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Maret 2013

sejarah alat music Fado

Fado merupakan seni tradisional rakyat Portugis. Akar dari kata Fado merujuk ke bahasa Latin: fatum, dapat kita padankan dengan kata fate dalam Bahasa Inggris yang artinya ialah nasib. Karakteristik musik ini ialah irama dan syairnya yang sentimental-melankolis. Menceritakan mengenai lautan, kehidupan masyarakat miskin, ataupun persahabatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa musik ini memiliki akar pada peradaban Bangsa Moor di Semenanjung Iberia pada masa silam.
Keadaan yang jauh dari kampung halaman bagi pelaut Portugis dan nasib sebagai budak yang ditahan oleh bangsa asing di negeri asing oleh para budak, telah membuka dan berkembangnya masuknya musik fado yang sentimental-melankolis. Pada perkembangannya musik ini tidak hanya dimainkan oleh Bangsa Portugis akan tetapi juga oleh para budak mereka dari Benggali, Malabar, Goa dan Maluku.
Pada tahun 1648 Belanda merebut Malaka dari Portugis. Banyak tawanan perang yang ditawan beserta para budak mereka dibawa ke Batavia yang pada masa itu merupakan pusat kekuasaan Belanda di Asia Tenggara. Para tawanan ini kemudian ditempatkan oleh Belanda pada suatu kawasan yang bernama Tanah Serani yang kelak bernama Kampung Tugu. Daerah ini berada di tepi laut, udaranya panas, dan sangat jarang ditemukan air asin. Kalaupun ada sumur, kebanyakan airnya asin pula.
Pada tahun 1661 para budak di Tanah Serani dibebaskan oleh Belanda dengan syarat mereka harus berpindah keyakinan dari Katholik yang merupakan agama resmi Bangsa Portugis ke Protestan yang menjadi agama resmi Bangsa Belanda. Di kampung baru mereka, para mantan tawanan perang dan budak Portugis ini menggeluti usaha di bidang pertanian, berburu, dan mencari ikan. Dalam waktu senggang, mereka sering teringat lagi akan nasib dan kampung halaman nun jauh di mata. Lantunan musik fado nan melankolis yang pernah mereka nyanyikan sewaktu di Malaka belumlah hilang dari ingatan. Mereka masih memiliki kepandaian bermusik, karena musik merupakan curahan jiwa, bentuk ekspresi diri akan kehidupan yang mereka jalani. Banyak penyair-nyair zaman lampau maupun zaman sekarang menciptakan musik dengan mengambil insipirasi dari realitas kehidupan yang mereka jalani.
Maka mulailah kembali mereka melantunkan musik fado yang telah menjadi identitas mereka kaum peranakan. Dengan menggunakan alat sederhana seperti rajao, biola, gitar, rebana, cello, dua jenis ukulele yakni cak dan cuk, dan seruling. Musik ini rupanya disenangi oleh banyak orang dan akhirnya berkembang.
Fado, Moresco, & Cafrinho
Terdapat suatu keanehan yang kami temui dalam mempelajari sejarah musik Keroncong, yakni ditemukannya dua jenis seni musik yang sama-sama berasal dari Portugis yang pertama iala fado, seperti yang kita jelaskan di atas dimana musik fado merupakan suatu seni musik yang berasal dari Bangsa Portugis yang memiliki karakteristik sentimental-melangkolis. Dimana syair-syair dari lagu ini menceritakan mengenai lautan, kehidupan masyarakat miskin, dan persahabatan. Atau pendek kata menceritakan mengenai parasaian hidup.
Sedangkan moresco merupakan suatu seni musik yang diiringi tarian, berasal dari Kejayaan Peradaban Islam di Andalusia. Seni ini juga terdapat di Portugis, karena beberapa Bangsa Moro berkulit hitam yang berasal dari Pantai Utara Afrika masih menetap di negara tersebut. Selain moresco juga dikenal morisca yakni salah satu jenis gitar yang biasa digunakan oleh Bangsa Moor. Yang mana gitar ini berbentuk oval dan memiliki banyak lubang. Hal ini dikarenakan gitar yang mereka pakai merupakan perkembangan dari alat musik sittar yang biasa dipakai oleh Bangsa Arab.

0 komentar:

Posting Komentar